SUMBAR | Penandatanganan surat pernyataan sikap tidak percaya atas kepemimpinan Firman Sikumbang sebagai ketua IKW-RI (periode masa bakti 2022 - 2025) oleh para anggota menjadi hantaman berat bagi Pembina dan Pendiri IKW-RI (Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia). Hal tersebut mengingat kepemimpinan Firman Sikumbang baru berumur jagung (± 7 Bulan).
Riak ini muncul begitu dini, dan lebih memprihatinkan, penandatanganan pernyataan sikap tidak percaya tersebut dibubuhi lebih dari setengah anggota IKW-RI yang ada, termasuk anggota IKW-RI yang ada didalam kepengurusan bentukan Firman Sikumbang sendiri.
"Kami memaklumi hal ini, karena tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api," ucap Denihand salah seorang pendiri, Sabtu (17/06/2023).
"Sesungguhnya kami Pendiri dan Pembina IKW-RI telah memberikan SP1 (Surat Peringatan Pertama) kepada sdr.Firman Sikumbang atas segala kelemahan dan kelalaian dalam kepemimpinannya," lanjutnya.Disaksikan oleh beberapa orang anggota, dalam paparannya Denihand memastikan tidak ada satupun Pendiri dan Pembina IKW-RI yang mengenyampingkan aspirasi yang disampaikan oleh anggota IKW-RI tersebut.
Terkait beredarnya isu pembackupan oleh beberapa orang Pendiri/Pembina terhadap kelemahan kinerja Ketua IKW-RI, karena ada kedekatan emosional secara pribadi, hal itu dibantah keras oleh Denihand.
"Pembina/Pendiri tidak pernah membackup kelemahan kinerja kepengurusan Firman Sikumbang,"
"Karena Pembina/Pendiri IKW-RI memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama, dan tidak ada satu pendiri/pembinapun yang diDewakan. Dengan artian tidak ada satu individupun dalam lingkaran ini memiliki hak yang lebih dibanding dengan yang lainnya," tegasnya.
Diakui, pasca penandatanganan pernyataan sikap tidak percaya atas kepemimpinan Firman Sikumbang sebagai ketua IKW-RI telah merubah keharmonisan, kehangatan dan kemesraan ditubuh IKW-RI.
Dan secara alamiah, pengkotak-kotakan dalam tubuh IKW-RI terjadi dan tidak dapat dihindari. Hal ini merupakan dampak dari konsep kepemimpinan Firman Sikumbang yang bergeser dari azaz kebersamaan, kekeluargaan yang selama ini menjadi Ikon IKW-RI sebagai panggilan jiwa.
"Kami sadari sikon ini tidak baik jika dibiarkan berlarut-larut. Karena pada konsep dan prinsipnya.. mempertahankan rasa kebersamaan, kekompakan, kekeluargaan dan keharmonisan antara sesama anggota IKW-RI jauh lebih penting dan berharga dibandingkan mempertahankan individu Pemimpinnya, hal ini sudah menjadi catatan khusus bagi kami," tambahnya. (rel/d)